Kata “reinkarnasi” asalnya dari kata re+in+carnis. Kata Latin carnis
berarti
daging. Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia. Sedangkan
reinkarnasi adalah
masuknya jiwa ke dalam tubuh yang baru. Jadi, jiwanya adalah jiwa yang
sudah
ada, tapi jasadnya baru. Maka, reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran
kembali.
Kondisi ini disebut pula sebagai migrasi jiwa. Artinya, jasad lama
ditinggalkan
alias mati, dan pada suatu kesempatan jiwa tersebut masuk ke dalam
jasad baru,
alias menjadi bayi kembali. Dalam bahasa Inggris reinkarnasi disebut
sebagai
reborn atau reembodiment.
Bagi agama-agama di Timur, agama-agama yang tumbuh di India, Tibet,
Cina,
Jepang, dan di Kepulauan Nusantara; reinkarnasi bukan lagi sebagai hal
yang
aneh. Reinkarnasi bukan dipahami sebagai kepercayaan atau keimanan,
tapi
sebagai hukum alam.
Bagaimana dengan reinkarnasi di Dunia Barat? Sumber dasar filsafat
Barat
adalah budaya Yunani dan Romawi. Pada kedua budaya tersebut,
reinkarnasi
diterima sebagai kepercayaan. Di antara filsuf Yunani kuno, Plato yang
hidup pada abad ke 5-4 seb. M, percaya bahwa jiwa tidak pernah mati,
dan
mengalami reinkarnasi berkali-kali. Lalu, kapan reinkarnasi itu
berakhir?
Ya, segala sesuatu pasti berakhir. Menurut agama Hindu, reinkarnasi
berakhir bila sang manusia mengalami moksa. Menurut agama Buddha
kelahiran
kembali tak akan terjadi lagi bila roda samsara telah berhenti. Sang
Jiwa
selanjutnya ke alam nirwana.
Tujuan Hidup dan Mati Menurut Ayat-ayat Alquran
Sebagai seorang muslim tentu saya akan menguraikan reinkarnasi ini
berdasarkan dalil-dalil Alquran dan Hadis. Dan, dalil-dalil ini
tergolong
ayat-ayat mutasyabihat. Ayat-ayat yang perlu dipahami maknanya dengan
seksama. Oleh kalangan awam ayat-ayat ini biasanya dilepas begitu saja,
dan
tidak ada usaha memahaminya. Padahal, Alquran telah memerintahkan
pembacanya untuk menggunakan akal atau pikiran untuk dapat mengerti
makna
yang tersembunyi dibalik makna literalnya.
Marilah kita simak ayat QS al-Mulk [67]: 2.
Alladzî khalaqa al-mawta wa al-hayâta li yabluwakum ayyukum
ahsanu ‘amalâ
wa huwa al-‘azîz al-ghafûr.
Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan. Dengan cara itu Dia
mendidik
dan melatihmu, dan untuk memberikan nilai bagi siapa yang lebih baik
amalannya. Dan, Dia itu Maha Perkasa dan Maha Melindungi.
Pertama, mati dan hidup itu diciptakan. Hal semacam ini sering luput
dari
pemahaman. Dikiranya, yang diciptakan Tuhan itu hanya hidup. Mati ada
di
dalam wilayah ciptaan Tuhan. Demikian pula hidup. Tentu saja yang
dimaksud
di sini bukanlah “hidup sejati”. Tapi, hidup di dalam jasad. Jadi,
hidup di
dalam jasad, dan mati jasad itu ciptaan.
Jasad atau raga hanyalah pakaian bagi “jiwa”, soul. Jika raga tidak
bisa
dipakai alias tidak berfungsi, maka jiwa akan meninggalkannya. Tetapi,
jika
jiwa hanya sekadar meninggalkan jasad, belum tentu jasad mengalami
kematian. Dalam peristiwa OOBE (Out Of the Body Experience), jiwa dapat
keluar tubuh dan kembali lagi. Tidur nyenyak pun dapat membuat jiwa ke
luar
dari tubuh untuk beranjang sana-sini. Hal semacam ini dijelaskan dalam
QS
al-Zumar [39]: 42, sebagai berikut.
Allah yang memegang jiwa manusia ketika matinya dan di waktu tidur bagi
yang belum mati. Dan, ditahan-Nya jiwa yang telah ditetapkan
kematiannya,
sedangkan yang belum mati dilepaskan hingga masa ajal tiba.
Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat ayat-ayat bagi orang yang berpikir.
Selama garis kematian belum tiba, jiwa dapat bepergian kesana-kemari.
Menurut mistik Timur, jiwa dan raga ini ada tali pengikat yang disebut
benang perak atau silver cord. Selama benang ini tidak putus, maka
orang
yang mengalami OOBE tidak akan tertimpa kematian.
Bila dilihat dari sudut energi, orang yang mengalami mati itu telah
kehilangan energi prana, elan vital, atau premananya (Jawa). Baik
benang
perak atau premana tidak perlu dipertentangkan. Keduanya merupakan
elemen
kehidupan. Jika salah satunya rusak, orangnya akan mati. Artinya,
bilamana
elemen-elemen yang membangun hidup itu rusak alias tidak berfungsi,
jiwa
tak akan dapat beroperasi lagi. Jiwa akan meninggalkan tubuh yang
demikian itu.
Kedua, penciptaan mati dan hidup itu dimaksudkan untuk mendidik dan
melatih
manusia agar manusia dapat beramal kebajikan. Jadi, jelas sekali bahwa
proses mati-hidup-mati-hidup di dunia ini dimaksudkan untuk melatih
manusia. Dunia ini sekolahan. Dunia adalah ladang bagi kehidupan
berikutnya
(Hadis). Siapa yang menanam, ia pula yang mengetam. Dan, dalam QS 51:56
disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia itu adalah ma’rifat Allah,
mengenal Allah. Untuk apa? Agar manusia dapat kembali ke asalnya, yaitu
kembali kepada Allah.
Seringkali balasan amal itu dipahami sebagai balasan atau imbalan yang
akan
diberikan kepada manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya di alam
akhirat
setelah hancur-leburnya bumi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan
pernyataan-pernyataan tentang cepatnya perhitungan Tuhan terhadap para
hamban-Nya. Lebih dari 10 ayat yang menyatakan bahwa hisab Tuhan atau
perhitungan amal baik dan buruk manusia itu amat cepat. Kalau hukuman
itu
ditangguhkan hingga hari kiamat atau setelah hancurnya alam semesta,
maka
ada orang yang sudah jutaan tahun dalam masa menunggu, dan bagi yang
hidup
menjelang hancurnya alam semesta malah akan menerimanya lebih cepat.
Tentu,
hal ini akan bertentangan dengan kasih sayang Tuhan, sekaligus
bertentangan
dengan keadilan-Nya.
Balasan dan imbalan dari Tuhan terhadap amalan manusia itu amat cepat
alias
segera. Dan, perhitungan itu tidak sperti nilai rapor. Apabila nilai
rapor
sudah diperhitungkan nilai plus-minusnya, sehingga seseorang tinggal
terima
jadi, apakah ia naik kelas atau tinggal kelas; tidak demikian dengan
perhitungan Tuhan. Dalam QS al-Zalzalah [99]:7-8 disebutkan sebagai
berikut:
Faman ya’mal mitsqâla dzarrah khayran yarâh.
Wa man ya’mal mitsqâla dzarrah syarran yarâh.
Barangsiapa yang beramal kebajikan sebesar zarah, maka buah amalnya itu
akan dilihatnya.
Dan, barangsiapa berbuat keburukan sebesar zarah, maka balasan amal
buruknya itu pun akan dilihatnya.
Jadi, tidak ada perhitungan dengan sistem yang dapat mencapai angka 6
atau
lebih akan naik kelas atau akan tinggal di surga, dan yang tidak dapat
angka indeks prestasi itu akan tinggal di neraka. Tidak. Tidak
demikian!
Bahkan bagi yang beramal keburukan sekecil debu pun akan merasakan
balasannya. Sebaliknya, yang beramal kebaikan sekecil zarah pun akan
merasakannya pula.
Balasan Tuhan itu amat cepat. Dalam bahasa Arab disebut sarî’
al-hisâb.
Balasan yang cepat artinya suatu balasan yang dapat diamati di dunia
ini.
Dan, sistem perhitungannya pun sebagaimana dikemukakan pada ayat-ayat
di
Surah al-Zalzalah tersebut. Itu artinya balasan atau imbalan itu
berlangsung di dunia ini. Caranya melalui kelahiran kembali. Hal ini
disebut dalam QS 6:94, bahwa manusia datang sendiri-sendiri sebagaimana
kejadian pada mulanya. Dan, mengenai penciptaan pada kali yang lain ini
akan jelas sekali diterangkan dalam QS 29: 19-21 sebagai berikut.
Dan, apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan pada
awalnya dan mengulanginya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi
Allah.
Katakanlah: “Berjalanlah di bumi, maka gunakan nalarmu untuk mema-hami
bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, kemudian menciptakannya pada
kali
yang lain. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Allah mengazab orang yang menghendaki (azab) dan memberikan rahmat
kepada
yang menghendakinya. Dan, hanya kepada-Nya kamu dikembali-kan.
Perhatikan dengan seksama ayat tersebut. Pada ayat yang pertama, isi
perintah-Nya adalah memperhatikan cara Allah menciptakan manusia. Ya,
yang
perlu diperhatikan adalah cara Allah menciptakan manusia pada mulanya.
Bagaimana? Ternyata, caranya melalui pertemuan sel telur pada wanita
dan
sel sperma dari pria. Kemudian, keduanya bersatu, membelah diri, dan
akhirnya tumbuh menjadi janin di dalam perut ibu. Lalu, lahir ke bumi
sesuai dengan garis nasibnya. Ada yang dilahirkan di tengah orang
berada,
dan ada yang dilahirkan melalui keluarga papa.
Setelah paham tentang penciptaan pada pertamanya, maka kita diminta
memperhatikan caranya Allah mengulangi penciptaan itu. Kita diperintah
untuk memperhatikan pada penciptaan ulangan, agar kita ngeh, kita paham
benar-benar bagaimana proses penciptaan manusia.
Ayat yang kedua, memerintah kita untuk menjelajah bumi ini. Kita
diperintah
untuk melakukan study tour, atau widya wisata. Untuk apa? Untuk
mengerti
tentang bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, dan menciptakan pada
kali
lainnya. Coba renungkan dalam-dalam! Seandainya penciptaan pada kali
lain
itu terjadi setelah dunia ini hancur lebur, ya akan menjadi perintah
yang
salah. Mengapa? Karena penyelidikan penciptaan itu cukup di bumi ini,
baik
penciptaan pada mulanya maupun pada kali yang lain. Itu artinya
kebangkitan
itu di bumi ini. Yaitu, berupa kelahiran kembali. Ya, lahir kembali
adalah
penciptaan pada kali yang lain. Kalau bumi sudah hancur, maka kita
tidak
akan dapat melakukan studi tentang kebangkitan. Kita tidak dapat
memperoleh
pemahaman tentang itu.
Nah, pada penciptaan kali yang lain itulah seorang manusia yang
dilahirkan
menerima azab atau mendapat rahmat. Azab atau rahmat yang diterimanya
itu
berdasarkan kehendak orang yang dilahirkan kembali. Jadi, bukan karena
kehendak Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sama sekali tidak merugikan
hamba-Nya. Dalam QS 3:117 disebutkan bahwa Allah tidak menganiaya
mereka,
tetapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Sedangkan dalam QS
10:44
disebutkan bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit
pun,
akan tetapi manusia sendiri yang berbuat zalim terhadap dirinya
sendiri.”
Jelas sudah, bahwa bukan Allah yang menghendaki azab bagi manusia.
Allah
hanyalah menjalankan roda hukum alam yang telah ditetapkan-Nya.
Sedangkan
manusia itu sendiri adalah bagian dari hukum alam yang telah ditetapkan
Tuhan. Karena hukum alam berjalan di bawah kehendak Tuhan, maka
seakan-akan
pahala dan balasan itu atas Kehendak-Nya. Sayang sekali, dalam berbagai
terjemahan, kata man yasyâ’ diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Allah
menghendaki. Tentu saja terjemahan demikian melanggar pernyataan Allah
bahwa Dia tidak merugikan manusia sedikit pun.
Apabila kita memahami bahwa Allah tidak merugikan manusia sedikit pun,
lalu
siapa yang membuat ada yang bernasib baik, dan ada yang bernasib buruk?
Lalu, mengapa ada orang yang mulus hidupnya dan ada yang tidak luput
dari
bencana? Apa ada garis tangan seseorang?
Jawabnya, semua itu akibat ulah dan perbuatan orang yang tertimpa
bencana
itu sendiri. Kalau seseorang bernasib baik maka itu akibat amal
kebajikan
orang itu sendiri. Amalan kapan? Yaitu, amal baik dan buruk yang pernah
dikerjakan pada kehidupan yang lampau. Jadi, takdir baik dan buruk itu
digoreskan oleh seseorang pada masa lampaunya. Jika takdir baik dan
buruk
itu ditetapkan oleh Tuhan di zaman azali, maka itu artinya Tuhan telah
berbuat zalim bagi sebagian hamba-Nya. Jika sudah demikian, berarti
Tuhan
telah pilih kasih terhadap hamba-Nya. Padahal, Tuhan tidak merugikan
sedikit pun kepada manusia. Maka, jelas Tuhan tidak menetapkan takdir
sebagaimana yang dipahami oleh sebagian besar umat Islam hingga
sekarang
ini. Maka, kita sekarang ini bukanlah kita yang baru dicipta. Tapi,
kita
sekarang ini adalah manusia yang telah lahir beberapa kali, bahkan
ratusan
atau bahkan ribuan kali.
Mengenai petaka atau bencana yang menimpa manusia di bumi ini, dapat
dirujuk pada ayat-ayat berikut. Perhatikan dengan seksama dua ayat di
bawah
ini.
Dan, musibah apa pun yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh
tindakanmu
sendiri, dan Allah mengampuni sebagian besar kesalahanmu.
Dan, kalian tidak dapat melepaskan diri dari bumi ini. Bagimu, tiada
pelindung dan penolong selain Allah. (QS 42: 30-31)
Apa saja jenis musibah atau bencana yang menimpa seseorang, ternyata
itu
akibat perbuatan tangannya sendiri. Bukan oleh orang lain. Bukan oleh
Tuhan. Bukan oleh setan dan jin. Ternyata semua itu disebabkan oleh
ulah
yang tertimpa musibah itu. Termasuk kalau ada bayi yang dilahirkan
cacat.
Itu disebabkan oleh perbuatan jiwa si bayi tersebut.
Banyak orang yang tidak memahami tentang kelahiran kembali. Atau,
reinkarnasi. Sehingga, kalau ada bayi cacat maka itu dianggap oleh
kondisi
kesehatan orangtuanya. Misalnya, ada kerusakan genetis. Penyakit dalam
kandungan. Oleh sebab-sebab lain. Atau, karena dalam peperangan si bayi
terkena peluru nyasar sehingga meski terselamatkan ia kehilangan
anggota
badannya. Umumnya orang tidak mengerti bahwa itu disebabkan oleh
hutang-piutang karma atau perbuatan.
Memang, ada proses karma. Pertama si orangtua mempunyai karma negatif,
atau
karma buruk. Sehingga ketika dia mengandung, janin yang dikandungnya
itu
cacat. Jadi, yang cacat itu raga si bayi. Sedangkan raga itu sendiri ya
tidak ada maknanya. Nah, ketika raga bayi itu cacat, maka jiwa yang
dimasukkan ke dalam raga yang cacat itu adalah jiwa yang hutang karma.
Jiwa
yang pada kehidupan masa lalunya banyak berbuat keburukan. Dus, bayi
yang
dilahirkan cacat itu merupakan kaitan karma orangtua dan bayi tersebut.
Sama-sama punya karma buruk pada kehidupan masa lalunya. Meskipun hal
ini
tidak berarti ada kaitan karma buruk antara orangtua dan si bayi pada
kehidupan lalunya.
Kembali kepada ayat di atas. Disebutkan bahwa Tuhan mengampuni sebagian
besar kesalahan manusia. Apa kaitannya dengan reinkarnasi? Jika Tuhan
tidak
mengampuni sebagian besar kesalahan manusia, maka manusia tidak akan
mengalami kemajuan dalam hidupnya. Bayangkan, jika hutang seratus unit
harus dibayar 100 unit; apa yang terjadi? Tak ada perubahan di dalam
kehidupan manusia. Tuhan itu Maha Pemaaf. Sehingga, Tuhan tak akan
mewujudkan balasan lebih daripada keburukan yang pernah dibuat
hamba-Nya.
Tuhan bukanlah tukang balas. Namun, kita pun harus paham bahwa
mekanisme
sebab-akibat itu merupakan ketetapan-Nya.
Dalam bahasa agama, cara kerja alam raya dalam kaitannya dengan sebab
dan
akibat disebut pemberian pahala untuk kebaikan dan pembalasan atau azab
bagi kejahatan. Karena rahman dan rahim-Nya, kebaikan akan mendatangkan
kebaikan berlipat ganda, tapi keburukan hanya mengakibat-kan keburukan
yang
setara atau kurang. Dalam bahasa psikologis alam raya itu bersifat
memaafkan. Hal semacam inilah yang disebut dalam Alquran sebagai
kebajikan
Tuhan. Dia memaafkan sebagian besar kesalahan yang pernah dilakukan
manusia.
Pada QS 42: 31, terdapat peringatan dari Tuhan. Apa isinya? Secara
normal,
manusia tidak akan dapat meninggalkan bumi ini. Salah satu unsur
pembentuk
fisik manusia adalah bumi. Maka, secara alami manusia tertarik oleh
keindahan bumi. Dan, gaya tarik bumi terhadap unsur-unsur fisik
manusia,
yaitu bumi, air, api dan udara, sangat kuat. Sehingga manusia cenderung
untuk kembali hidup di bumi. Hal semacam ini dikabarkan dalam QS 7:25,
bahwa manusia dihidupkan oleh Tuhan di bumi, dimatikan di bumi dan
dibangkitkan di bumi juga.
Dus, jikalau manusia hanya mengikuti hukum alam, tidak ada aksi dari
manusianya sendiri untuk melepaskan diri dari bumi, maka selamanya ia
akan
tinggal di bumi. Sehingga, kenikmatan surga pun sebatas kenikmatan yang
tersedia di bumi ini. Maka, pada penutup ayat 31 disebutkan bahwa bagi
manusia tak ada pelindung dan penolongnya selain Allah. Dengan kata
lain,
pelindung dan penolong manusia itu hanyalah Allah!
Kata “Allah” dalam Alquran adalah sebutan bagi Tuhan semesta alam.
Maka,
bagi yang bukan orang Islam tidak perlu rancu terhadap sebeutan Tuhan.
Bahkan di Alquran sendiri Tuhan dapat disebut berdasarkan Nama-nama
baik-Nya (QS 17: 110). Bagi khazanah “New Age”, Tuhan disebut sebagai
“Sang
Maha Diri”, the Absolute Reality atau Absolute Self. Sedang-kan diri
manusia ya “sang diri” atau diri sejati saja. Maka, tujuan hidup
manusia
adalah kembalinya “sang diri” kepada “Sang Maha Diri”.
Perjalanan sang diri kepada Tuhannya dalam hitungan waktu fisik amatlah
panjang. Manusia yang sudah terkungkung oleh ruang-waktu, harus
menempuhnya
dalam hitungan jutaan tahun bumi. Jika satu generasi perlu hadir selama
50-100 tahun, maka perlu puluhan hingga ribuan kali manusia dapat
menyempurnakan dirinya. Dengan kata lain, untuk dapat kembali ke alam
kelanggengan atau paling tidak keluar dari bumi manusia perlu
dilahir-kan
berkali-kali. Manusia perlu mengikuti kala-cakra, atau putaran roda
kehidupan di bumi.
Untuk kembali kepada-Nya, ya hanya dengan cara berlindung kepda-Nya
semata.
Jika kita masih berlindung kepada yang lain, kepada selain-Nya yang
notabene hamba-Nya, maka kita pasti menderita di bumi ini. Makanya,
semua
agama yang ada memerintahkan manusia untuk berlindung dan mohon
pertolongan
kepada-Nya semata. Inilah yang disebut tauhid dalam agama Islam.
Meng-Esa-kan Tuhan.
Assalamualaikum Wr. Wbr.
Terima kasih atas informasi reinkarnasi ini.
Allah SWT mengirim Al Quran kpd umat manusia utk dipelajari isinya.
Itu sebabnya ada reinkarnasi, dimana nantinya semua ciptaan Allah SWT
akan kembali dalam keadaan bersih sesudah mengalami reinkarnasi berulang kali
Karena tujuan reinkarnasi adalah “Learning Processing”
Wa salam,
Rashidah
Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar.
Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran – ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti.
Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.
Konsep Dan Ajaran
Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi.
Konsekuensinya, ia tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian (hukum negara dan lainnnya), tidak termasuk didalamnya hukum syariat peribadatan sebagaimana ketentuan syariah. Dan menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Siti Jenar bahwa manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yang lima, yaitu: syahadat, salat, puasa, zakat dan haji. Baginya, syariah itu baru berlaku sesudah manusia menjalani kehidupan paska kematian. Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu. Mirip dengan konsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi) tentang Hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat manusia dan Tuhan. Dimana Pemahaman ketauhidan harus dilewati melalui 4 tahapan ; 1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agama spt salat, zakat dll); 2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalan spt wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu; 3. Hakekat, dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan 4. Ma’rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut maka tahapan dibawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar. Ilmu yang baru bisa dipahami setelah melewati ratusan tahun pasca wafatnya sang Syekh. Para ulama mengkhawatirkan adanya kesalahpahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar kepada masyarakat awam dimana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan adalah pada tingkatan ‘syariat’. Sedangkan ajaran Siti Jenar sudah memasuki tahap ‘hakekat’ dan bahkan ‘ma’rifat’kepada Allah (kecintaan dan pengetahuan yang mendalam kepada ALLAH). Oleh karenanya, ajaran yang disampaikan oleh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan kata ‘SESAT’.
Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harus berdebat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalam agama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat Yang Maha Kuasa. Hanya saja masing – masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda – beda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing – masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar.
Syekh Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsip ikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahala berarti belum bisa disebut ikhlas.
Manunggaling Kawula Gusti
Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan berarti bercampurnya Tuhan dengan Makhluknya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk. Dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah menjadi bersatu dengan Tuhannya.
Dan dalam ajarannya, ‘Manunggaling Kawula Gusti’ adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang penciptaan manusia (“Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)”)>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.
Perbedaan penafsiran ayat Al Qur’an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham ‘Manunggaling Kawula Gusti’.
Pengertian Zadhap
Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yang sering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah.
Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehingga ketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah…. disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yang berkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini…. dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidak ada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada Al Quran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggi juga Syaitan menjerumuskannya.Seperti contohnya Lia Eden dll… mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannya menjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut “MUKSO” ruh beserta jasadnya diangkat Allah.
Hamamayu Hayuning Bawana
Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi.
Kontroversi
Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian Syekh Siti Jenar. Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujung pada pemberontakan mengingat salah satu murid Syekh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya.
Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan Demak Bintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbo dan Pangeran Bayat ternyata tak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada.
Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja. Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, Sunan Kudus, dan Sunan Geseng.
Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar. Menurut Siti Jenar, kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuh Siti Jenar. Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki.
Tak lama, terbujurlah jenazah Siti Jenar di hadapan kelima wali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu Ki Bisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyo pun mengakhiri “kematian”-nya dengan cara yang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali.
Kisah pada saat pasca kematian
Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya, semerbak beribu bunga dan cahaya kilau kemilau memancar dari jenazah Siti Jenar.
Jenazah Siti Jenar sendiri dikuburkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain.
Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Di antaranya yang terceritakan adalah Kiai Lonthang dari Semarang Ki Kebo Kenanga dan Ki Ageng Tingkir.
Versi Lain Asal-usul Syeikh Siti Jenar
Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M (Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari (Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu, LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku.
Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah.
Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas,
“Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….
Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.
Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.
Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana.
Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.
Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.
Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu.
Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.
Nasab Syekh Siti Jenar Bersambung Sampai ke Rasulullah diakui oleh Robithoh Azmatkhan
Abdul Jalil Syeikh Siti Jenar bin
1. Datuk Shaleh bin
2. Sayyid Abdul Malik bin
3. Sayyid Syaikh Husain Jamaluddin @ Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan (Gujarat, India) bin
4. Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
5. Sayyid Abdullah AzhmatKhan (India) bin
6. Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir AzhmatKhan (Nasrabad) bin
7. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut, Yaman) bin
8. Muhammad Sohib Mirbath (lahir di Hadhramaut, Yaman dimakamkan di Oman) bin
9. Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
10. Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
11. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
12. Sayyid Alawi Awwal bin
13. Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
14. Ahmad al-Muhajir (Hadhramaut, Yaman ) bin
15. Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi (Basrah, Iraq) bin
16. Sayyid Muhammad An-Naqib bin
17. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
18. Sayyidina Ja’far As-Sodiq (Madinah, Saudi Arabia) bin
19. Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
20. Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin {menikah dengan (34.a) Fathimah binti (35.a) Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib, kakak Imam Hussain} bin
21. Al-Imam Sayyidina Hussain bin
(22.a) Imam Ali bin (23.a)Abu Tholib dan (22.b) Fatimah Az-Zahro binti (23.b) Muhammad SAW
Tentang Silsilah ke-atas dr Syeikh Siti Jenar dan para walisongo lainnya sudah diakui oleh para ulama nasab dari Yaman, Malaysia dan Thailand..para sayyid dan kalangan habaib yg memahami ilmu nasab banyak yg mencantumkannya di bawah nama fam. Azmatkhan, dan sudah menulis beberapa kitab mengenai ini, dan diakui Robithoh Alawiyah, Naqobatul Asyrof dan Robithoh Azmatkhan ..(Tentunya disini tidak ada nama tokoh pewayangan).
Ternyata Syeikh Siti Jenar Ujung Keturunan Rosullullah juga..Maha Agung Allah dan Muhammad sebagai rosul dan kekasihnya.
Jadi kagum sama syeikh siti jenar, selama ini di kalangan masyarakat menganggap Syeikh Siti jenar sebagai Ulama Nyleneh, ternyata beliau adalah ulama yang sangat sufi, dan ini takkan mungkin dicerna pikiran manusia biasa. Bagaimana menurut anda?
Jika reinkarnasi memang ada, untuk apa neraka diciptakan? Setelah terlepasnya roh dari raga maka ada alam barzakh, baru pengadilan akbar digelar, maka jika reinkarnasi memang ada, untuk apa hari pembalasan?
assalamuallaikum…maksud anda hari pembalasan yg mana yg anda maksud, seperti yg orang awam pikirkan…berkumpul dipadang masyar lalu tunggu rapot kalo Alloh memberi dgn tangan kanan sorga kalo kiri neraka…..coba buka AL Qur’an 17 ayat 14…Bacalah kitabmu sendiri krn pd hari ini cukuplah dirimu sendiri yg melakukan perhitungan terhadap rapormu….jd tolong jangan kerdilakan ALLOH dgn merendahkannya menyamakan Alloh mahkluknya,….kita dilahirkan sendiri maka ketika menghadap Nya sendiri sendiri…wassalam..
tidak ada reinkarnasi dalam islam, meninggal jauh atau dekat dengan kiamat tidak masalah.
perjalanan waktu didunia sangat singkat, bahkan umur duniapun singkat.
setiap orang hidup untuk mencari bekal ketika mati, tidak ada orang yang berkali-kali hidup.
tulisane wong tembe tangi turu
alangkah sengsaranya kehidupan manusia itu Pak Chodjim.??.nanggung dosanya sndiri aja berat,msh hrs nanggung dosa orang tua atw leluhur.!.padahal jasad dan dunia kan yg memenjara hidup sejati kita.!.apakah keinginan kita mnjadi hidup setelah mati kita,hrs menjalani keterpaksaan untuk mati lg d dunia.!.alangkah capeknya Pak Chodjim.!.lalu kita hrs gmana,padahal islam gk ngajari kita pelajaran ini..orang awam sprti saya jd sangat bingung..Pak.!
Dosa karma berlaku didunia,tapi tidak untuk diakhirat,dan reinkarnasi adalah hak Allah atas hambanya yang dianggap pantas,sedangkan adanya reinkarnasi bukanlah dengan jasad yang baru tapi menyertai jasad dan jiwa yang baru,sedangkan dia hidup dialamnya sendiri.bingung…!!!memang urusan reinkarnasi tidaklah kita mampu memahaminya,hanya hamba2 tertentu yang Allah memberinya pengetahuan tentang itu!,itupun hanya sedikit.lebih baik kita mencoba membenahi akhlak kita,bukankah mereka yang Allah kasih kesempatan kedua ketika belum maupun sudah turunnya Islam adalah hamba2 pilihan Allah,dan bukankah Rasulullullah sudah bersabda bahwasanya setengah dari timbangan kita dihari akhir adalah Akhlak.
Innalillahi wa innailaihi raji’uun.. musibah mas.. anda mencampur adukkan haq dan kebathilan..
melakukan interpretasi sendiri tanpa dasar ilmu akibatnya mengarang bebas.. 🙂
Mas, gagasan dari agama mana anda campurkan dengan aqidah Islam untuk menuliskan artikel ini? Jangan pikiran selintas lalu dinalar-nalar sendiri.. ini memang gaya pikir JIL..
Jelas-jelas Al-Quran dibaca harus dengan akal dan hati nurani. Jgn ditelaah mentah-mentah nanti yg ada hanya sebatas tau kulitnya saja. Setiap firman Allah swt yg tertera di dalam Al-Quran harus dipahami dgn baik dan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara manusia sebagai Khaliffah di muka bumi ini. Sesungguhnya kita hanya berbagi didalam satu. Wassalam.
anda termasuk orang orang yg mau berfikir dalam alquran, dengan reinkarnasi berarti allah itu maha adil allah tidak pernah menzalimi manusia … renungkanlah.
Saya awalnya orang yg paling menentang namanya reinkarnasi tapi karena saya tidak pernah mendapat satu pun ayat qur an yg membantah tentang reinkarnasi, jd saya makin penasaran, sebelumnya saya pernah bertanya kepada ustad? apakah orang yg jahat tp dia beragama Islam dia akan masuk surga lalu ustad itu menjawab asalkan dia beragama islam dia akan tetap masuk surga tapi di Hajab di neraka dulu, lalu bila ada orang baik dan sangat taat PD agamanya tp sayang agama yg dianutnya bukan Islam karena dia dilahirkan bukan dari orang tua yg bukan beragama islam lalu ustad itu menjawab bahwa orang itu akan kekal dineraka. Jadi kesimpulannya akan selamat lah orang beragama islam. Tapi pernyataan ini sangatlah tidak adil bagi umat yg dilahirkan di luar agama Islam walaupun dia berbuat baik di dunia ini dia akan tetap masuk neraka dikarenakan orang tuanya menganut agama bukan islam otomatis dia juga beragama yg sama dengan orang tuanya. Jadi siallah nasip orang yg lahir diluar agama islam. Pernyataan ini sangat bertentangan dengan sifat allah yg maha pengasih, maha penyayang dan maha adil. Jd menurut saya kemungkinan reinkarnasi benar adanya. Bisa jd orang yg mendapat siksa di alam kubur utk membersihkan jiwanya yg kotor kemudian dihidupkan kembali di dunia utk diberi kesempatan kembali agar bisa kembali ke jalan yg benar. Jadi bagi mereka yg protes tidak adanya reinkarnasi dalam islam coba cari ayat AL qur an yg menentang bahwa reinkarnasi itu memang tidak ada dan dibantah keberadaannya di dalam AL qur an. Wass Amarta
mau yang percaya atau yang tidak percaya tentang adanya reinkarnasi.terserahhh…bebas! dari pada ribet mending kita belajar tentang reinkarnasi kecil & sederhana,tapi nyata loh.apapun aktivitas kita di dunia ini pastilah akan selalu berulang ulang & di ulang ulang.pagi mandi,sore mandi lag.pagi makan,siang makan lg,malem tidur,besok malem tidur lg dan seterusnya seterusnya ya begitu.ko bs begitu ya?untuk apa? juga contoh lagi,kemarin sholat,besok jg solat lagi.untuk apa ya?tentu untuk menjadi yang lebih baik.
Baca surat al-mukminun 99-100 syariat dengan jelas membantah kembalinya ruh dari barZah ke dunia atau reinkarnasi.
assallamu alaikum wr.wb….Bro, ma’af ayat yg anda sebutkan justru pembuktian terbalik, itu ayat justru menjelaskan awal dr reikarnasi itu sendiri, orang minta dibangkitkan dgn jasad yang sudah dikuburkan jd buat apa kan bangkainya sdh rusak, jd bila dibangkitkan itu dgn jasad baru, tp amalan dan karma kita mengikuti, dan hebatnya Alloh memory kita disimpan didalam tulang sulbi, jd kalo anda mau mambuktikan reikarnasi, banyak dzikir kalbu (serahkan dan pasrahkan diri anda,kpd Alloh bukan berdzikir dgn bangkai kita (mata, mulut & kuping kita dikunci) pikiran dan kalbu kita serahkan seutuhnya carilah cahayaNya dengarkanlah suara / firman NYa, karena firmanNya lah alam semesta itu bertawaf, nanti anda akan tahu jagat besar dan jagat alit( gunakan malam lebih baik dari siangmu untuk bercinta dgn Alloh ).semoga bermanfaat.. wassalam…..
Surat Al Mukminun 99 – 100 hanya menjelaskan orang kafir yg sedang sakaratul maut minta dipanjangkan umurnya, dan setelah dicabut ruhnya (dengan membawa catatan amal yg ada dilehernya) masuk alam barzah (tempat menunggu) sampai ditiup kembali (sangkakala) ketetapan Allah untuk dikembalikan pada kelahiran kembali dengan bentuk jasad manusia yang berbeda. Jadi dinding barzah untuk memenjarakan jiwa manusia sampai ketetapan pengadilan Allah memutuskan apakah manusia bisa mi’raj kembali ke Allah atau kembali ke dunia (baru) untuk mendapatkan surga dan neraka dan ujian kehidupan yang bertujuan untuk mensucikan kembali. Jika saat kematian belum lulus ujian tentu harus mengulang kembali (bukan dari nol lagi) sesuatu yang membuat manusia tidak lulus ujian tersebut.
bung amarta sekedar sharing mengenai agama yg diluar islam,memang benar islam ini rahmat bagi semesta alam,dengan membaca al baqarah ayat 62 :sesungguhnya orang2 mukmin,orang yahudi,orang nasrani dan shabiin yg benar2 percaya kepada Allah dan hari akhirat serta mengerjakan perbuatan baik,mereka akan menerima pahala Allah dan mereka tidak akan merasa ketakutan dan dukacita, mengenai ayat ini semoga kita termasuk golongan orang2 yg mau berfikir dan kita diberi petunjuk sehingga agama tidak dibuat seperti sebuah partai politik.amin
Tidak Setiap Bayi dilahirkan Dalam Kondisi Suci
Reinkarnasi adalah sebuah keyakinan Universal dalam semua agama. Begitu juga dalam agama islam. Salah satu buktinya, tentang bayi dilahirkan tidak semuanya suci,. Memang ada hadits yang menyatakan bahwa setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci.
Salah satu bukti lain bahwa setiap bayi yang lahir dalam kondisi tidak suci adalah status anak hasil zina, kelahirannya karena bukan dari hasil pernikahan sehingga menjadi illegal. Ada sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ, قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”لا يَدْخُلُ وَلَدُ الزِّنَا الْجَنَّةَ، وَلا شَيْءٌ مِنْ نَسْلِهِ إِلَى سَبْعَةِ آبَاءٍ”.(رواه الطبرانى(
Diceritakan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda: “Tidak masuk surga anak hasil zina dan tidak satupun dari keturunan mereka sampai tujuh turunan”. (Hr. Tabrany)
عَن ْعَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَو بن العاص, قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَلَدُ زَنِيَةٍ”. (رواه ابن حبان فى صحيحه)
Diceritakan dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak masuk surga yaitu anak dari wanita pezina “. (Hr. Ibnu Hibban)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : ” لا يَدْخُلُ وَلَدُ زِنْيَةٍ الْجَنَّةَ ” .
Dari Abu Hurairoh berkata: Aku mendengar Raulullah Saw. Bersabda: ” Tidak akan masuk surga anak zina”. (Hr. An-Nasai)
Dari hadits-hadits di atas, ternyata ada beberapa kasus bayi karena hasil zina, sehingga mendapatkan hukuman tidak bisa masuk surga, bahkan sampai tujuh turunan. Mengapa hal itu bisa terjadi, dosa apakah bayi tersebut…?
hadits tentang anak hasil zina (illegal lahir) adalah tidak masuk surga, sungguh sangat menegaskan bahwa memang benar-benar ada dalam dunia ini jiwa yang terlahir karena mempunyai jejak rekam yang negatif, yang suka berbuat jahat dan maksiat kepada Allah, mereka yang mencari rizki, jabatan dan kedudukan dengan cara harom, maka jangan heran jika dilahirkan kembali menjadi anak illegal lahir.
Untuk lebih lengkapnya lihat di :
http://cahayagusti.blogspot.com/2012/09/reinkarnasi-dalam-al-quran-dan-hadits.html
didalam surga kamu mendapat apapun yg kamu inginkan.. itu ada banyak didalam Al-Quran.. sedangkan bila reinkarnasi artinya hidup didunia lagi.. hidup didunia tdk selalu dapat apa yg kita inginkan.. bahkan harus berusaha.. dunia penjara mukmin.. sdgkan paham reinkarnasi menunjukan bahwa Allah kejam.. subhanallah.. saya pribadi lahir dgn banyak karunia dari Allah dan karunia terbesar adalah lahir dlm keluarga islam.. saya tdk sibuk2 memikirkan nasib org cacat atau miskin atau lahir non muslim.. malah saya lebih memandang Allah dengan banyak bersyukur padaNya saya tidak lahir dlm keadaan spti itu.. kalian2 ini lebih memandang makhluk daripada Allah.. kalian mencoba “mengadil-adilkan” Allah sama seperti wahabi yg berusaha “menempat-nempatkan” Allah.. padahal kalian ga tau mereka (org cacat,miskin,nonmuslim dll) itu benar2 ada atau hanya ilusi.. masalah itu biar saja saya tanyakan pada Allah kelak disurga
untuk yang percaya reinkarnasi, atau tidak, menurut saya sama saja, semua manusia harus memanfaatkan hidup yang sedang dijalani, sebaik-baik mungkin, beramal baik, untuk mengharap ridho Allah, dan mengharap dibukakan pintu Rahmat-Nya.
saya sendiri percaya reinkarnasi, dan menurut saya, seseorang dapat reinkarnasi atau tidak, semua terserah kepada Allah.
Al Mu’minun :
“Hingga, apabila maut datang kepada salah seorang dari mereka, ia berkata “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku, (ayat 101)
“Supaya aku dapat mengerjakan amal shaleh yang telah kutinggalkan. “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ini hanyalah perkataan yang ia ucapkan. “Dan dibelakang mereka ada dinding penghalang (Barzah) hingga hari mereka dibangkitkan” (ayat 102).
barzakh adalah dinding pembatas seseorang untuk kembali ke alam dunia,
namun ingat :
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi.
disini manusia untuk lahir kembali harus dalam keadaan fitrah islam, yaitu jiwanya islam. maka jiwa tersebut perlu dikembalikan ke dalam islam, maka itulah ada azab kubur, itu untuk membersihkan jiwa manusia tersebut kembali fitrah, sehingga ruhnya dapat kembali bersyahadat tauhid, barulah dapat terlahir kembali kepada fitrah islam. lain hal bila manusia tersebut jiwanya sulit untuk fitrah, karena dosa-dosa besar, maka dinding penghalang(barzakh) dibelakang mereka tersebut tak akan terbuka, sehingga mereka tidak bisa kembali ke-dunia, sampai hari mereka dibangkitkan, di hari pembalasan, dan menjalani siksa di neraka.
kemudian bagaimana dengan orang-orang yang wafat di jalan Allah, dan reinkarnasi mereka?
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Ali Imran: 169-170)
(BUKHARI – 2586) : Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Mu’awiyah bin ‘Amru telah bercerita kepada kami Abu Ishaq dari Humaid berkata aku mendengar Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang meninggal dunia, di mana di sisi Allah dia mendapatkan balasan, yang lebih baik sehingga membuatnya berhasrat untuk kembali lagi ke dunia dan sungguh dia mendapatkan dunia beserta isinya kecuali orang yang mati syahid karena dia melihat keutamaan mati syahid. Sungguh dia menginginkan dapat kembali ke dunia kemudian dia (berperang) dan mati syahid sekali lagi.”
dari sekian banyak yang telah syuhada, mereka semua menginginkan untuk kembali ke dunia? dimana mereka ini adalah manusia yang dicintai oleh Allah.
jikalau Allah menghendaki mengabulkan keinginan beberapa dari syuhada-syuhada ini? siapakah yang dapat mencegah?
TETAP kembali, kita semua harus memanfaatkan kehidupan kita sebaik mungkin, tidak peduli percaya reinkarnasi atau tidak.
mungkin mudahnya seperti ini :
si A : saya tidak percaya reinkarnasi, hidup cuma satu kali, harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak menyesal di akhirat kelak.
si B : saya percaya reinkarnasi, namun mungkin saja hidup saya tinggal satu kali, harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak menyesal diakhirat kelak.
jujur, sy tidak percaya reinkarnasi. tapi sy ga bisa bantah juga karena ilmu saya belum sampe situ. dlm kesempatan ini, saya ingin mencoba utk saling mengingatkan bahwa, yg penting adalah kita tetep harus menyembah Allah swt dgn ilmu. tanpa ilmu yg bener, tentu kita ga bisa menyembah Allah dgn bener krn kita ga bakal kenal dgn siapa yg kita sembah. itu saja dulu fokus saya sbg org awam. adapun hal lain, ya tampung aja. yakin bahwa Allah akan memberikan jalan kpd kita kpd Nya selama kita ikhlas dan berusaha sungguh-sungguh. Bpk Achmad Chodjim, tidak 100% salah, tapi ga 100% bener juga, toh sy dan beliau juga manusia biasa. tetapi yg bener itu pasti dari Allah, moga kita dapet mengambil benernya, dan moga yg salahnya di bimbing oleh Allah agar kembali bener, kita saling doakan aja…sekian , terimakasih
Reinkarnasi itu ada klo gk prcaya anda bermeditasi dgn benar jangan gunakan fikiran liat dengan mata bathin dlm keheningan km bisa melihat sesuatu yg tidak pernah kau liat
trimakasih penjelasannya Pak Achmad Chojim semoga ini bermanfaat bagi kita semua untuk mensukuri semua yang terjadi pada diri atau karma diri supaya kita lebih dekat pada Tuhan sebagai darma bakti kita pada Tuhan sebagai bekal kembali kepadaNya
Alhamdulillah
Mas,penjelasan ini sepaham dengan pendapat saya
Pⅼease let me know if you’re looking for a article writer for your
site. Y᧐u haѵe some really grezt posts and I believe I would
be a good asset. Ιf үou ever want to take sⲟme of the load off, I’d absolutely love tto write some artіϲles
for yоujr ƅlog іn exchange for a link back to mine.
Please shoot me an email if іnterested. Kudos! https://nurfariniminhalina.blogspot.com/